Penguatan karakter bangsa menjadi salah satu butir Nawacita
yang dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM). Komitmen ini ditindaklanjuti dengan arahan Presiden kepada Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengutamakan dan membudayakan pendidikan
karakter di dalam dunia pendidikan. Atas dasar ini, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan mencanangkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) secara bertahap
mulai tahun 2016.
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) selain merupakan
kelanjutan dan kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter Bangsa
Tahun 2010 juga merupakan bagian integral Nawacita. Dalam hal ini butir 8
Nawacita: Revolusi Karakter Bangsa dan Gerakan Revolusi Mental dalam pendidikan yang hendak mendorong
seluruh pemangku kepentingan untuk mengadakan perubahan paradigma, yaitu
perubahan pola pikir dan cara bertindak, dalam mengelola sekolah. Untuk itu,
Gerakan PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam pendidikan yang
membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan.
Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan
membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK.
Kelima nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.
Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap
Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan
yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai
dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi
relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama,
dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini
ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan. Subnilai
religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan
kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan
kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan
kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.
2.
Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap,
dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya. Subnilai nasionalis antara lain apresiasi
budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul,
dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin,
menghormati keragaman budaya, suku,dan agama.
3. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak
bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu
untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai mandiri antara lain
etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional,
kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4. Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan
menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan
bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan,
memberi bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Subnilai
gotong royong antara lain menghargai, kerja
sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat,
tolongmenolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan
sikap kerelawanan.
5. Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari
perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki
komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas
moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara,
aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan
perkataan yang berdasarkan kebenaran. Subnilai integritas antara lain
kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan,
tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama
penyandang disabilitas).
Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai yang
berdiri dan berkembang sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu
sama lain, yang berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Dari nilai
utama manapun pendidikan karakter dimulai, individu dan sekolah pertlu
mengembangkan nilai-nilai utama lainnya baik secara kontekstual maupun
universal. Nilai religius sebagai cerminan dari iman dan takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa diwujudkan secara utuh dalam bentuk ibadah sesuai dengan agama
dan keyakinan masing-masing dan dalam bentuk kehidupan antar manusia sebagai
kelompok, masyarakat, maupun bangsa. Dalam kehidupan sebagai masyarakat dan
bangsa nilainilai religius dimaksud melandasi dan melebur di dalam nilai-nilai
utama nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Demikian pula
jika nilai utama nasionalis dipakai sebagai titik awal penanaman nilai-nilai
karakter, nilai ini harus dikembangkan
berdasarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang tumbuh bersama nilai-nilai
lainnya.
Untuk mensukseskan dan mendukung Penguatan Pendidikan
Karakter di sekolah, maka Bappeda Tabalong kerjasama Dinas Pendidikan Kabupaten
Tabalong, menyelenggarakan Seminar Pendidikan Karakter. Kegiatan ini Bertempat di
Pendopo Bersinar Tanjung, Kamis 14 Desember 2017, berthema : Guru Berkarakter
untuk Pendidikan Berkarakter.
Pada bagian sesi awal Seminar, disampaikan materi oleh Narasumber
Prof. DR. H. Kamrani Buseri, MA, Guru Besar UIN Antasari Banjarmasin, Mantan
Rektor IAIN Antasari dan Mantan Kakanwil Kemenag Prov. Kalsel dengan judul
makalah Peran Pendidik menuju Tabalong Yang Agamis dan Mandiri. Kemudian Narasumber
yang kedua Bapak DR. Abdul Kamil Farisi, Kepala LPMP Prov. Kalsel.
Narasumber Utama yaitu : Ir. Hendarman, M.Sc., Ph.D,
Peneliti Utama dan Kepala Pusat Kebijakan dan Statistik Penelitian Pendidikan
dan Kebudayaan, Kemendikbud, menyampaikan Makalah tentang Pendidikan Karakter.
Pada setiap sesi diadakan dialog dan tanya jawab dan Seminar
ini dihadiri sekitar 500 orang yang terdiri dari Pengawas, Kepala Sekolah
SD/MI, SMP/MTs., SMA/SMK/MA, Ketua Yayasan Pendidikan, IGTKI, Kepala RA, Pimpinan
Pondok Pesantren, Unsur PGRI, baik di lingkungan Dinas Pendidikan maupun Kantor
Kemenag Kabupaten Tabalong.
Pada Sesi akhir, sekitar Jam 13.30, disampaikan sambutan pelaksanaan
Seminar Pendidikan Karakter oleh Bupati Tabalong, H. Anang Syakhfiani. Beliau
memberikan apresiasi yang tinggi atas penyelenggaraan seminar ini. Saya
menyambut baik acara Seminar Pendidikan Karakter ini, melalui acara ini
diharapkan kita semua baik selaku Pengawas, Kepala Sekolah, Guru dapat berperan
dalam mensukseskan Gerakan Nasional Pendidikan Karakter di sekolah ", ucap
H. Anang Syakhfiani. Pada bagian akhir diserahkan cinderamata Khas Daerah
Tabalong kepada Ir. Hendarman, M.Sc., Ph.D.
salamguruindonesia.









